#35 | Dari Merem ke Melek - Ernest Prakasa


Dari Merem ke Melek
Catatan Seorang Komedian
Penulis: Ernest Prakasa
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan: Oktober, 2012
Tebal: 89 halaman
ISBN: 978-979-910-498-4

"Mata saya yang sipit ini mengajarkan bahwa orang Cina itu rendah hati, tidak pernah memandang sebelah mata. Pake dua mata aja susah, apalagi cuma sebelah?"

Tahukah Anda bahwa di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris semakin banyak orang yang mengambil kursus stand-up comedy, padahal mereka tidak bercita-cita menjadi seorang komika? Lantas untuk apa? Jawabannya: karena orang yang lucu itu biasanya menyenangkan.

Nah di buku ini Ernest Prakasa berbagi tips dan trik bagi stand-up comedian pemula atau siapapun yang ingin tahu lebih banyak soal stand-up comedy, termasuk bit favorit yang kerap ia jadikan senjata di atas panggung. Ia juga bercerita tentang perjalanannya hingga saat ini dan tentunya tentang kisah di balik Merem Melek Tour , tour stand-up comedy pertama di 11 kota di Indonesia.

"Di Stand-up Comedy Indonesia Kompas TV, gue cuma juara 3. Juara 1 waktu itu Ryan Adriandhry. Dia juara karena dia pribumi. Nggak deng bercanda.
Karena dia nyogok."

Awalnya saya kira ini buku personal literature semacam buku-buku karyanya Raditya Dika tapi ternyata bukan. Dari Merem ke Melek adalah buku nonfiksi, panduan stand-up comedy yang di dalamnya berisi mulai dari sejarah singkat stand-up comedy, tips dan trik menjadi komika ala Ernest Prakasa dan tentu kehidupan Ernest sebagai seorang stand-up comedian atau komika. Buku ini juga menyinggung tur pertama stand-up comedy Ernest yang diberi judul Merem Melek Tour.

Sebagai seorang komika, Ernest Prakasaaya saya rasa adalah figur yang menarik sebab rasanya jarang sekali ada seorang komedian bermata sipit (baca; Cina) di Indonesia. Dan Ernest tampaknya sadar hal tersebut mendukungnya menjadi seorang (stand-up) comedian yang menarik perhatian. Nah, Dari Merem ke Melek juga membahas tuntas soal bagaimana Ernest mempergunakan keunikan dirinya sebagai bahan berkomedi di atas pentas. Dan itu berhasil!

Dari Merem ke Melek berisi 13 bab yang tersusun sebagai berikut:

  1. Oh, Ini Toh Stand-Up Comedy? Garing Ah!
  2. Mari Melucu
  3. Menggali Materi
  4. Menuangkan Isi Otak
  5. Delivery, tapi bukan pizza.
  6. Siapa Saya?
  7. Open Mic
  8. The Seven Question
  9. Pelajaran dari Para Pahlawan
  10. The Big No's
  11. Stand-up Comedy di Indonesia, Menjanjikan?
  12. Sebuah Babak Penting
  13. Merem Melek Tour

Buku ini tidak hanya bermanfaat untuk kamu yang berniat menjadi seorang komika tapi juga buat pembaca secara umum yang tertarik atau pun tidak terhadap dunia stand-up comedy. Menariknya, buku ini tidak hanya disusun berdasarkan pengalaman pribadi Ernest menjadi seorang komika saja tapi beberapa teori stand-up comedy di dalamnya didasarkan pada buku-buku serupa yang telah terbit sebelumnya seperti buku Stand-Up Comedy: The Book karya Judy Carter dan The Art of Stand-Up Comedy karya Jay Sankey.

Meski ini termasuk ke dalam buku nonfiksi, cita rasa komedi dari Ernest sebagai komika masih terasa. Hal tersebut membuat pembahasan materi setiap menjadi lebih ringan dan mudah dimengerti. Ernest juga pandai sekali membuat kalimat-kalimat perumpamaan yang menambah mudahnya pembaca memahami isi buku ini. Selain itu, penggunaan contoh-contoh kasus yang dekat dengan dirinya sendiri membuat setiap 'teori' yang dia simpulkan menjadi lebih reliabel.

Ketebalan buku yang termasuk dalam kategori tipis bagi saya merupakan salah satu kelebihan buku ini. Meski pembahasan setiap bab menjadi cukup padat tapi bentuk fisik buku ini menunjang sekali untuk menjadi buku saku target market Dari Merem ke Melek, para komika, yang saya rasa punya mobilitas kerja yang dinamis.



Salah satu materi yang dibahas dalam buku ini adalah membuat joke dengan cara mind mapping. Selain untuk membuat joke stand-up, cara ini juga bisa dilakukan dalam membuat joke untuk cerita-cerita fiksi lain seperti cerpen dan novel, lho. Saya malam berencana untuk melakukannya. Ernest juga memberikan tips dari pengalaman pribadinya bagaimana dia membuat joke dengan jalan mind mapping, lho. Simak di tipsnya di bawah ini, guys!
  1. Jangan batasi diri sendiri. Buatlah cabang sebanyak-banyaknya, lalu eksplorasi satu demi satu. Bila mentok, jangan paksakan, langsung lanjut ke cabang yang lain. Cabang mentok itu hal yang biasa. Tidak semua ranting akan menghasilkan buah, seperti halnya tidak semua gebetan bisa jadi pacar.
  2. Jangan tergesa-gesa membuang mind mapp yang sudah dibuat hanya karena dirasa gagal, karena siapa tahu suatu saat Anda mendapatkan ilham untuk mengolahnya dengan cara yang berbeda.
  3. Jangan berkecil hati bila mind mip yang sudah dibuat tidak berhasil menciptakan joke yang diharapkan. Coba pilih tema lain. Coba perbanyak lagi cabangnya. Coba,  coba dan coba terus.
  4. Mind map adalah mekanisme yang semakin sering dilatih akan semakin lancar. Rajin-rajinlah berlatih.
Selain itu, di buku ini juga ada tips-tips menarik untuk membuat bit-bit atau pun one liner stand-up comedy. Salah satu one-liner yang dituliskan dan saya pernah melihatnya digunakan oleh Ernest di acara stand-up comedy di salah satu stasiun televisi swasta adalah sebagai berikut.

"Zaman dulu, kita para laki-laki saat buang air kecil di urinoir, kalo sudah selesai ya tinggal di-flush aja. Sekarang beda, ada kotak kecil warna merah yang seolah tahu kapan kita sudah selesai, jadinya nge-flush sendiri. Gue curiga itu sebenarnya kamera. Ada operatornya di balik tembok. Ngeliatin, trus mencet tombol flush kalo orang udah selesai. Hiii."

Selain berbagi tips dan pengalaman soal dunia stand-up comedy, di dalam buku ini juga perjalanan stand-up comedy Ernest Prakasa direkam, termasuk saat dia berhasil melakukan tur stand-up comedy pertamanya di Indonesia pada tahun 2012, dia juga menjadi komedian pertama yang melakukan hal tersebut. Tur yang diberi judul Merem Melek Tour tersebut singgah di 11 kota dari Bandung, Semarang, Solo, Denpasar, Malang, Surabaya, Makassar, Kendari, Samarinda, hingga Palangkaraya, dan ditutup di Gedung Kesenian Jakarta.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Merem Melek Tour Denpasar - Lagu Anak Part 1

Merem Melek Tour  Denpasar - Lagu Anak Part 2

-----------------------------------------------------------------------------------------

Ada hal yang membuat haru ketika Ernest mulai menuliskan tentang pengalamannya tersebut di bab terakhir Dari Merem ke Melek pada halaman 98. Di sana, Ernest berkata bahwa meski dia tidak tampak seperti para seniornya di dunia stand-up comedy seperti Raditya Dika, Panji Pragiwaksono dan Ryan Ardiandhy untuk tampil menjadi seorang stand-up comedian yang professional tapi dia punya tekad, nyali dan ketekunan untuk bisa membawanya menjadi seperti sekarang.

Yang saya punya, adalah hal-hal biasa.
Hal-hal yang kalian punya. Jadi apa alasan kalian untuk tidak mengejar mimpi?
Jawaban "saya masih menanti kesempatan" hanya milik para pecundang.
Hidup mengajarkan saya bahwa kesempatan itu diciptakan, bukan ditunggu.
Bangun dan berlarilah.

So, buat kamu yang mempunyai cita-cita menjadi seorang komika atau belajar bagaimana membuat joke yang menarik, buku ini adalah salah satu buku yang perlu kamu punya.

Post a Comment