My Year 2016 in Books - Rekap GRC 2016


Pos ini seharusnya saya tulis tahun 2016 kemarin, tapi apa daya baru bisa muncul di sini pada tahun 2017.  Bicara soal tahun 2016 dan 2017, rasanya seperti ada jeda yang cukup panjang ya padahal baru juga lewat beberapa jam. Namun apalah arti pergantian tahun, sesungguhnya saya pun tidak merasa begitu gegap gempita dengan momen ini selain harus mengganti kalender dan ikut mendengar keriuhan tengah malam tadi. Bagi saya, pergantian tahun lebih pada pada titik temu dan usai untuk mengeset target hidup lantas melakakukan evaluasi, sama halnya seperti hari ulang tahun atau pergantian semester.


Kembali ke topik.

Selama kurun waktu 2016 ini saya membaca cukup banyak buku, tidak begitu banyak tapi terhitung banyak kalau dibandingkan dengan total buku yang saya baca selama dua tahun sebelumnya. Meski 2016 adalah tahun yang cukup sibuk dan berat, tapi ternyata membaca--setidaknya membaca novel--masih menjadi prioritas untuk menekan kadar stress di kepala. Curhat

Dan ini dia, My Year in Book yang saya kutip dari Goodreads.
Total ada 37 buku yang saya baca dan hampir seluruhnya merupakan novel. Ada beberapa buku nonfiksi juga sebenarnya, sebagian saya masukkan ke dalam reading progress Goodreads Reading Challenge, sebagian lagi saya simpan sebagai catatan pribadi. Ulasannya ada di blog ini, barangkali penasaran boleh dicari. Dari 37 buku tersebut terhitung 10.854 halaman yang saya babat habis. Jika dirata-ratakan, bisa dibilang saya membaca 29-30 halaman novel perhari. 
Dari 37 buku tersebut, Rumah Kertas karya Carlos María Domínguez dengan ketebalan 76 halaman adalah buku tertipis yang saya baca. Rumah Kertas adalah salah satu buku yang saya dapatkan dari Komunitas Goodreads Indonesia karena ikut berpartisipasi dalam Tantangan Baca, sekaligus salah satu buku terbaik yang saya baca sepanjang tahun 2016. Sementara itu, buku paling tebal yang saya baca adalah buku ke lima serial fantasi Harry Potter berjudul Harry Potter and The Order of Phoenix setebal 870 halaman. Harry Potter juga merupakan salah satu buku seri terfavorit yang dengan begitu bernafsu saya buru dan habiskan.
Salah satu kebiasaan buruk saya ketika membaca buku adalah nyaman di satu genre tertentu, romance, dan enggan mengambil risiko untuk membaca selain genre tersebut meski sekali-kali juga pernah. Sudah dua atau tiga bulan ini, saya banyak berkenalan dengan pembaca dan penulis lintas genre. Hal itu membuat mata terbuka tentang betapa banyak sekali jenis buku yang belum saya nikmati. Saya mencoba untuk menyentuh kemungkinan itu tahun ini.

Omong-omong soal novel favorit, saya punya beberapa novel kesayangan, lho. Adalah Metafora Padma yang saya dapatkan gratis karena mengikuti tantangan menulis yang diadakan oleh Bernard Batubara bersama sebuah platform menulis yang juga menjadi rumah ketiga saya; Storial.co. Beberapa novel young adult terbitan Gramedia seperti A Week Long Journey dan All You Need Is Love juga menjadi bacaan ringan yang menyenangkan.

Intinya, saya merasa meski 2016 bukan tahun yang mudah bagi saya tapi saya bersyukur bisa bertemu dengan banyak buku bagus. Malah, 'rasa tidak mudah' itu juga mengantarkan saya bertemu dengan orang-orang yang selama ini saya cari; mereka yang mau berbagi banyak pengalaman dan pemikiran soal dunia menulis dan membaca.

Tahun ini saya tidak ingin muluk-muluk sebenarnya, tapi ketika teringat bahwa shio ayam saya tidak banyak mendapat keberuntungan di tahun ayam api ini, saya mengusahakan banyak hal perihal aktivitas menulis dan membaca saya, keberadaan blog buku ini juga nasib kehidupan saya di dunia nyata. ^^


2 Comments

  1. Wah, sepertinya 2016 sedang merampungkan seri Harry Potter ya. Semoga 2017 semakin meningkat!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, dan akhirnya selesai. tahun ini pasang target di GRC lebih banyak, semoga kesampean. terima kasih, Raaf. :)

      Delete

Post a Comment